Powered By Blogger

Sabtu, 30 November 2013

Yang Menarik

Oleh-oleh dari Malang post
Inovasi yang dapat menarik hati..
RW 14 Bunulrejo Pamer Baju Daur Ulang
Sunday, 24 November 2013 14:13
Sebanyak delapan wanita dari warga RW 14 Kelurahan Bunulrejo, mengenakan busana daur ulang yang dipamerkan kepada tim juri Lomba Kampung Bersinar. Delapan wanita ini menggunakan busana daur ulang dari berbagai macam barang bekas. Diantaranya tas kresek, bekas bungkus kopi, bekas bungkus sabun deterjen, plastik hingga kain bekas.
Meski terbuat dari barang-barang bekas, namun pakaian yang dikenakan tetap kelihatan anggun. Apalagi, kedelapan peraga busana daur ulang ini bermacam-macam warnanya sehingga tampak mencolok. Tak heran jika tim juri maupun pengunjung yang hadir di Balai RW 14 sempat kagum dengan hasil daur ulang tersebut. Bahkan salah satu tim juri Ian Edy Rajab dari Bank Sampah Malang (BSM) memuji busana daur ulang tersebut.
Selain memamerkan busana daur ulang, warga setempat juga mengajak keliling tim juri ke 11 RT yang ada di wilayah RW 14 ini. Di wilayah ini, penghijauan cukup lumayan. Di beberapa tempat terdapat beberapa tanaman toga maupun tanaman pergola. Pembibitan juga ditemukan di beberapa RT baik pembibitan lombok, sawi maupun tomat.
Meski demikian, tim juri meminta untuk terus meningkatkan penghijauannya. Apalagi, di lomba yang digelar Pemkot Malang ini pesertanya cukup banyak dan persaingan sangat ketat.
‘’Masukan dari tim juri, untuk kebersihan selokan. Kami melihat ada genangan air akibat salurannya mampet. Hal ini bisa digunakan sebagai sarang nyamuk,’’ kata Joko Triwanto, salah satu tim juri dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Sementara itu, di RW 15 Kelurahan Bunulrejo, tim juri juga memuji wilayah ini. Bahkan Joko Triwanto mengaku jika RW 15 ini hebat. Dari segi penghijauan wilayah yang terdiri dari enam RT ini sangat merata. Meski wilayahnya masuk kampung-kampung kecil dan jalannya naik-turun, namun warga setempat sadar akan pentingnya penghijauan maupun kebersihan. Terbukti, warga setempat banyak menanam bunga di depan rumah maupun di pot-pot.
‘’Alangka baiknya di penilaian tahap kedua nanti dipasang tema berupa ajakan kepada warga akan perlunya kebersihan. Juga fungsi tanaman toga perlu diberi, serta SK Kader Lingkungan tingkat RW juga harus ada,’’ tambah Joko Triwanto.
Menurut Ketua RW 15 Bunulrejo R Toni S, sempat takut melihat tetangganya RW 13 Bunulrejo yang tahun lalu tampil sebagai pemenang Lomba Kampung Bersinar. Namun, dengan penuh semangat, warganya mengikuti lomba ini. Apalagi, mereka sudah memiliki pengalaman sering menggelar lomba kebersihan tingkat RT.‘’Kami memiliki kebiasaan menggelar lomba tingkat RT. Tahun lalu juaranya RT 04,’’ kata Ketua RW 15 R Toni S. (jon)

Saat ini penanganan masalah sampah bukan menjadi tugas utama petugas kebersihan saja. namun alangkah baiknya jika penanganan masalah sampah menjadi tugas bersama. selain untuk menjaga kebersihan lingkungan dapat pula untuk menerapkan lingkungan yang bersih dan sehat. tidak hanya itu program yang dilakukan oleh Rt 04 Bunulrejo ini dapat menjadikan contoh ibu-ibu kreatif dalam memanfaatkan limbah sampah.. :D


bisa dilihat di;

  http://www.malang-post.com/tribunngalam/77423-rw-14-bunulrejo-pamer-baju-daur-ulang

Selasa, 26 November 2013

Gagasan



Kritis Versus “Ngeyel” 
Semakin banyak seseorang ingin tahu akan semakin membuat seseorang kritis dalam berpikir menghadapi sesuatu. Jika yang dimaksud dengan berpikir kritis dalam contoh digunakan untuk menghadapi masalah masih dapat diterima. Karena proses berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang beralasan dengan menekankan pada suatu keputusan. Tetapi jika diganti dengan tindakan “ngeyel” itu dari hasil berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah akan dapat menimbulkan masalah lagi. “Ngeyel”  merupakan aktivitas yang dilakukan dari hasil proses perpikir yang tergesa-gesa.  Biasanya dilakukan dengan mencari kesalahan orang lagi, ketika ditegur, ketika dikecam, baru menyadari kalau belum berubah, itu termasuk golongan orang-orang “ngeyel” atau bebal.
Banyak diantara kita mengira kalau “ngeyel” yang dilakukan merupakan proses berpikir kritis dalam menghadapi suatu masalah. Namun pada kenyataannya seseorang yang dikatakan “ngeyel”  proses berpikirnya tidak selalu kritis. Sebagaian seseorang yang “ngeyel” dilakukannya untuk membela pernyataan reflek yang sudah terlanjur diucapkannya.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi orang yang “ngeyel”?. Pada umumnya orang “ngeyel” atau bebal adalah orang yang tidak bertanggung jawab dengan ucapannya, itu TIDAK BENAR. Salah satu cara yang  dapat dilakukan untuk menjadi orang yang dapat berpikir kritis bertanggung jawab terhadap apa yang diucapkannya atau aktivitas yang dilakukannya adalah mencoba berpikir terbuka atau “out of the box”, menerima perubahan sebagai proses belajar yang dapat dilakukan dengan mudah oleh semua orang untuk perubahan dirinya sendiri maupun perubahan untuk disekitarnya disesuaikan dengan keadaan zaman.
*ngeyel = bebal