Powered By Blogger

Selasa, 26 November 2013

Gagasan



Kritis Versus “Ngeyel” 
Semakin banyak seseorang ingin tahu akan semakin membuat seseorang kritis dalam berpikir menghadapi sesuatu. Jika yang dimaksud dengan berpikir kritis dalam contoh digunakan untuk menghadapi masalah masih dapat diterima. Karena proses berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang beralasan dengan menekankan pada suatu keputusan. Tetapi jika diganti dengan tindakan “ngeyel” itu dari hasil berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah akan dapat menimbulkan masalah lagi. “Ngeyel”  merupakan aktivitas yang dilakukan dari hasil proses perpikir yang tergesa-gesa.  Biasanya dilakukan dengan mencari kesalahan orang lagi, ketika ditegur, ketika dikecam, baru menyadari kalau belum berubah, itu termasuk golongan orang-orang “ngeyel” atau bebal.
Banyak diantara kita mengira kalau “ngeyel” yang dilakukan merupakan proses berpikir kritis dalam menghadapi suatu masalah. Namun pada kenyataannya seseorang yang dikatakan “ngeyel”  proses berpikirnya tidak selalu kritis. Sebagaian seseorang yang “ngeyel” dilakukannya untuk membela pernyataan reflek yang sudah terlanjur diucapkannya.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi orang yang “ngeyel”?. Pada umumnya orang “ngeyel” atau bebal adalah orang yang tidak bertanggung jawab dengan ucapannya, itu TIDAK BENAR. Salah satu cara yang  dapat dilakukan untuk menjadi orang yang dapat berpikir kritis bertanggung jawab terhadap apa yang diucapkannya atau aktivitas yang dilakukannya adalah mencoba berpikir terbuka atau “out of the box”, menerima perubahan sebagai proses belajar yang dapat dilakukan dengan mudah oleh semua orang untuk perubahan dirinya sendiri maupun perubahan untuk disekitarnya disesuaikan dengan keadaan zaman.
*ngeyel = bebal


Tidak ada komentar:

Posting Komentar